✔ Bahan Tes Wawasan Kebangsaan (Twk) Perundang-Undangan Nasional (Sistem Tata Negara Di Indonesia)


A. Tata Urutan Perundang-undangan Nasional



  1. Undang-Undang Dasar 1945
  2. UUD 1945 merupakan peraturan negara tertinggi dan sebagai aturan dasar tertulis yang memuat dasar dan garis besar aturan dalam penyelenggaraan negara. 
  3. Ketetapan MPR
  4. Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang-sidang MPR. Terdapat dua macam putusan MPR, yaitu sebagai berikut.
    1. Ketetapan
      Yaitu putusan MPR yang mengikat ke dalam dan ke luar majelis.
    2. Keputusan 
      Yaitu putusan MPR yang mengikat ke dalam majelis saja.

  5. Undang-Undang (UU)
  6. Undang-undang merupakan produk bersama antara dewan perwakilan rakyat dan presiden untuk melakukan Undang-Undang Dasar 1945 dan Ketetapan MPR. 
  7. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu)
  8. Perppu merupakan peraturan yang dibentuk oleh pemerintah dalam hal kepentingan yang memaksa (sumber: Pasal 22 Undang-Undang Dasar 1945). 
    Ketentuannya adalah:
    1. Perppu harus diajukan ke dewan perwakilan rakyat dalam persidangan berikut.
    2. DPR sanggup mendapatkan atau menolak Perppu dengan tidak mengadakan perubahan.
    3. Jika ditolak DPR, Perppu harus dicabut.

  9. Peraturan Pemerintah (PP)
  10. Peraturan pemerintah merupakan peraturan yang dibentuk oleh pemerintah untuk melakukan UU. 
  11. Keputusan presiden (Keppres)
  12. Keppres merupakan peraturan yang dibentuk oleh pemerintah untuk menjalankan fungsi. 
  13. Peraturan tempat (Perda)
  14. Perda merupakan peraturan yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah (Pemda) untuk melakukan aturan aturan di atasnya dan menampung kondisi khusus dari tempat yang bersangkutan. 
    Jenis-jenis Perda:
    1. Perda provinsi 
      Perda provinsi dibentuk oleh DPRD provinsi bersama dengan gubernur.
    2. Perda Kabupaten/Kota 
      Perda Kabupaten/Kota dibentuk oleh DPRD Kabupaten/Kota bersama dengan Bupati.
    3. Peraturan desa atau yang setingkat 
      Peraturan desa atau yang setingkat dibentuk oleh Badan Permusyawaratan Desa atau lembaga yang setingkat.


B. Fungsi dan Kedudukan Peraturan Perundang-undangan


  1. Fungsi peraturan perundang-undangan
    1. Untuk menunjukkan kepastian hukum.
    2. Untuk melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara.
    3. Untuk menunjukkan rasa keadilan.
    4. Untuk membuat ketertiban dan ketenteraman.

  2. Kedudukan peraturan perundang-undangan
    1. Sebagai aturan bagi warga negara.
    2. Menjamin hak-hak dan kewajiban warga negara.



C. Proses Pembuatan Peraturan Perundang-undangan Nasional



  1. Asas penyusunan peraturan perundang-undangan
    1. Asas hierarki 
      Artinya, suatu peraturan perundang-undangan dihentikan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
    2. Undang-undang tidak sanggup diganggu gugat 
      Artinya, hanya boleh diuji oleh lembaga yang berwenang (DPR dan MK).
    3. Undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkan undang-undang yang bersifat umum.
    4. Peraturan perundang-undangan yang masih berlaku hanya sanggup dicabut atau diubah oleh peraturan yang sederajat atau lebih tinggi.
    5. Undang-undang tidak berlaku surut 
      Artinya, peraturan tidak berlaku di waktu sebelum diundangkannya, kecuali dinyatakan secara tegas dalam peraturan terse but.
    6. Undang-undang yang gres mengesampingkan undang-undang yang lama.
    7. Konsistensi 
      Artinya, tidak ada pasal-pasal yang bertentangan, baik dalam peraturan maupun atau dengan peraturan lain.

  2. Alur proses penyusunan peraturan perundang-undangan
    1. Proses penyiapan Rancangan Undang-Undang (RUU)
      1. RUU yang berasal dari presiden 
        RUU yang berasal dari presiden dipersiapkan oleh presiden dan diproses serta dibahas oleh pembantunya dan staf hebat menjadi draf RUU untuk kemudian diajukan kepada DPR.
      2. RUU yang berasal dari dewan perwakilan rakyat RUU yang berasal dari dewan perwakilan rakyat akan diproses oleh Panitia Ad Hoc dewan perwakilan rakyat yang selanjutnya dimasukkan dalam kegiatan pembahasan rapat DPR.
    2. Proses pengajuan RUU
      1. RUU diajukan oleh presiden kepada dewan perwakilan rakyat dan oleh dewan perwakilan rakyat itu sendiri.
      2. DPR berwenang untuk mengubah, baik menambah maupun mengurangi RUU tersebut sehingga menjadi Undang-Undang (UU).
    3. Proses pembahasan RUU
    4. RUU yang diajukan oleh presiden atau oleh dewan perwakilan rakyat diproses melalui permusyawaratan dalam masa persidangan DPR.
    5. Proses penetapan RUU menjadi UU
    6. RUU diproses untuk ditetapkan menjadi UU oleh dewan perwakilan rakyat dalam lembaga rapat pleno DPR.
    7. Pengesahan dan pemberlakuan UU
    8. Setelah dewan perwakilan rakyat memutuskan RUU menjadi UU, UU tersebut disahkan oleh presiden untuk diundangkan oleh menteri sekretaris negara dalam lembaran negara ihwal berlakunya UU tersebut.

  3. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan peraturan perundang-undangan
    1. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
    2. Presiden

  4. Kerangka peraturan perundang­ undangan
    1. Judul 
      Pada belahan ini berisi:
      • jenis,
      • nomor,
      • tahun perundangan, dan
      • nama peraturan perundang­undangan.
    2. Pembukaan 
      Pada belahan ini berisi:
      • Kata-kata "Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa':
      • jabatan pembentuk peraturan perundang­undangan,
      • konsideran, dasar hukum, dan
      • dictum.
    3. Batang badan atau isi 
      Pada belahan ini terdiri atas:
      • bab,
      • pasal,
      • ayat,
      • ketentuan peralihan,
      • ketentuan penutup,
      • pengesahan, dan
      • pengundangan.

Belum ada Komentar untuk "✔ Bahan Tes Wawasan Kebangsaan (Twk) Perundang-Undangan Nasional (Sistem Tata Negara Di Indonesia)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel