✔ Bahan Tes Lnteligensia Umum (Tiu) Kemampuan Berbahasa Indonesia
Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar merujuk pada Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Ejaan yakni keseluruhan peraturan yang menggambarkan lambang-lambang suara ujaran dan cara interelasi antara lambang-lambang itu dalam suatu bahasa.
A. Penulisan Huruf
- Penulisan abjad kapital (huruf besar)
- Awal kalimat
Contoh:
Bus itu melaju dengan cepat. - Awal petikan langsung
Petikan pribadi ditandai dengan (" ... ")
Contoh:
Ibu berkata, "Ayo bangun, matahari sudah tinggi." - Dalam ungkapan yang bekerjasama dengan hal keagamaan Ungkapan yang bekerjasama dalam hal keagaamaan berupa: nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan, dan kitab suci,
Contoh:
Allah, Maha Kuasa, Al-Qur'an, Alkitab, Islam, Hindu, Hanya kepada-Mu kami memohon. - Unsur nama orang
Contoh:Gunawan Wibisono - Unsur singkatan nama orang, gelar, dan sapaan
Untuk menulis singkatan selalu diikuti oleh tanda titik.
Contoh:
Dr. Purwa Hastuti, Ny. Martha, Prof. Gunawan, Lutfi, S.Pd. - Nama gelar kehormatan, keagamaan, dan keturunan yang diikuti nama orang
Contoh:
Haji Zulkarnaen, Sultan Syahrir - Unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi dan nama tempat.
Contoh:
Kepala Dinas Pertanian, Presiden Joko Widodo, Kolonel Panjaitan Bedakan dengan penulisan berikut. - Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
Contoh:
bahasa Jawa, suku Baduy, bangsa Indonesia Bedakan dengan penulisan berikut. - Nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan insiden sejarah
Contoh:
hari Senin, bulan Juli, tahun Hijriah, hari Natal, Proklamasi, Perang Dunia I - Nama geografi
Contoh:
Jalan Wisnu, Selat Sunda - Unsur nama negara, lambang pemerintahan, serta nama dokumen resmi
Contoh:Pengadilan Tinggi, Kementerian Hukum dan HAM, Piagam Jakarta - Setiap unsur bentuk ulang tepat yang digunakan sebagai nama badan, forum pemerintah, dokumen resmi
Contoh:
Undang-Undang Dasar 1945 - Semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata tugas
Kata kiprah yakni kata partikel seperti: di, ke, dari, untuk, dan yang.
Kata kiprah tidak terletak pada posisi awal kalimat.
Contoh:
Pendidikan Karakter, karangan Gunawan, Wibisono - Kata penunjuk korelasi kekerabatan yang digunakan sebagai sapaan dan pengacuan
Kata penunjuk korelasi kekerabatan seperti: bapak, ibu, adik, saudara, kakak, dan paman.
Contoh:
Kapan Paman datang?
Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih. Bedakan dengan penulisan berikut ini. - Penulisan abjad miring
- Penulisan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan
Contoh:
Majalah Cakrawala selalu memuat info terbaru. - Penegasan atau pengkhususan huruf, belahan kata, kata, atau kelompok kata
Contoh:
Jalan ini adalah saksi pertempuran arek-arek Surabaya. - Penulisan kata nama ilmiah atau ungkapan aneh yang belum diadaptasi ejaannya.
Contoh:
Oriza Satifa
Rapat kali ini dilaksanakan di youth centre.
Huruf kapital digunakan sebagai abjad pertama pada:Siapakah presiden pertama kita?
Wakil Kepala Dinas Pertanian Samanhudi naik jabatan menjadi kepala dinas pertanian.
mengindonesiakan kata-kata asing
Kita wajib menghormati bapak dan ibu kita.
Huruf miring digunakan pada:B. Pemakaian Tanda Baca
- Tanda titik (.)
- Akhir kalimat yang bukan pernyataan seruan.
Contoh:
lbu pergi ke pasar. - Akhir singkatan nama orang.
Contoh:
M. Lufti Ade - Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Elisa, S.E. - Akhir singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Contoh:
dan sebagainya disingkat menjadi dsb. Catatan: - Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau adonan keduanya, atau yang terdapat di dalam abreviasi yang sudah diterima oleh masyarakat. Misal: Sekjen
- Tanda titik tidak digunakan dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
- Akhir angka atau abjad dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
1.1. Tes Penalaran Verbal
1.1.1. Sinonim
1.1.2. Antonim
1.1.3. Analogi - Untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang mengatakan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
pukul 15.03.10 - Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang menyatakan jumlah.
Contoh:
Buku yang gres saja dibeli berisikan 1.350 lembar. Catatan: - Antara nama penulis, judul karangan yang tidak berakhir dengan tanda tanya, tanda seru, dan daerah terbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
Wibisono, Gunawan. 2016.
Pendidikan Karakter.
Jakarta: Pelita. Catatan: Tanda baca titik tidak digunakan pada selesai judul yang merupakan kepala karangan, kepala ilustrasi, tabel, di belakang alat pengirim, dan tanggal surat atau akseptor surat. - Tanda koma (,)
- Antara unsur-unsur suatu perinci atau pembilangan.
Contoh:
Latika membawa tas, daerah minum, dan payung. - Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnyayang didahului oleh kata seperti, tetapi, atau melainkan.
Contoh:
Saya tidak pernah menyesal sekolah di desa, tetapi saya ingin mencicipi gemerlapnya kota. - Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya: oleh sebab itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu.
Contoh:
Lagi pula, tidak ada model sepatu yang cocok untuk dikenakannya. - Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Jika jalan macet, saya terlambat hingga kantor.
Jika jalan macet = Anak kalimat
saya terlambat hingga kantor = induk kalimat
Catatan:
Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimatnya. - Untuk memisahkan kata seru, menyerupai o, ya, wah, aduh, dan kasihan dari kata yang lain.
Contoh:
Wah, glamor sekali! - Untuk memisahkan belahan nama yang dibalik susunannya dalam penulisan daftar pustaka.
Contoh:
Wibisono, Gunawan. 2016.
Pendidikan Karakter.
Jakarta: Pelita. - Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga.
Contoh:
Lukito Edi, S.S. - Digunakan di depan angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh:
35,20 cm - Untuk memisahkan petikan pribadi dari belahan lain dalam kalimat.
Contoh:
Kata Lisa, "Ayo berangkat!"
Catatan:
Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan pribadi dari belahan lain dalam kalimat apabila petikan pribadi tersebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului belahan lain dalam kalimat itu. - Digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
Contoh:
Guru Geografi, Pak Lukito, termasuk terkenal di sekolah ini. - Di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, daerah dan tanggal, nama daerah dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Yogyakarta, 1 Januari 2016. - Tanda titik dua (:)
- Akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau perincian.
Contoh:
Bahan roti bolu kukus seperti: tepung terigu, mentega, dan telur.
Catatan:
Tanda titik dua tidak digunakan jikalau rangkaian atau perincian merupakan komplemen yang mengakhiri pernyataan. - Digunakan setelah ungkapan atau kata yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Rajiman
Wakil : Widodo - Digunakan dalam teks drama setelah katayang mengatakan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Galuh :"Wen, maafkan aku,"
Wenda: "Pergi dari sini!" - Di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara belahan dan ayat dalam kitab suci, atau di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
Surat Al-Baqarah : 24 - Tanda tanya (?)
- Tanda seru (!)
- Tanda hubung (-)
- Untuk menyambung unsurunsur kata ulang.
Contoh:
undang-undang - Untuk menyambung abjad kata yang dieja satu per satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
i-l-u-s-i
29-07-1994 - Untuk merangkaikan (se-) dengan kata berikutnya yang dimulai dengan abjad kapital.
Contoh:
se-Indonesia - Untuk merangkaikan (ke-) dengan angka.
Contoh:
putra ke-2 - Untuk merangkaikan angka dengan akhiran (-an).
Contoh:
gaya 90-an - Untuk merangkaikan singkatan abjad kapital dengan imbuhan atau kata.
Contoh:
SIM-nya - Digunakan untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-charge
Tanda titik digunakan pada:Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak mengatakan jumlah, menyerupai tahun dan nomor telepon.
Tanda koma digunakan pada:
Tanda titik dua digunakan pada:
Tanda tanya digunakan pada selesai kalimat tanya. Contoh:
Kapan nikah?
Tanda seru digunakan setelah ungkapan atau pernyataan yang berupa usul atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat. Contoh:
Semangat!
Tanda hubung digunakan pada:C. Penulisan Kata
- Kata depan
- Kata sandang si dan sang
- Kata ganti/klitik ku, kau, mu, dan nya
- Partikel
- Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apakah ayahmu baik-baik saja? - Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
Contoh:
apa pun
Catatan:
Berikut yakni kelompok kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai.
adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun. - Partikel per ditulis terpisah jikalau berarti mulai, demi, dan setiap.
Contoh:
Harga bensin dikala ini naik per liternya.
Harga bensin naik per 1 Januari 2016.
Bedakan dengan penulisan berikut.
Satu demi satu pergi meninggalkan induknya.
Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikuti, kecuali di dalam adonan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.Contoh:
di sungai, ke Jakarta, dari Mekkah
Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh:
sang kancil, si manis
Klitik ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai. Contoh:
dihadapannya
Belum ada Komentar untuk "✔ Bahan Tes Lnteligensia Umum (Tiu) Kemampuan Berbahasa Indonesia"
Posting Komentar