✔ Guru Profesi Yang Tidak Menjanjikan (Bag. 2)
Apakah anda berminat menjadi seorang guru? maka penting untuk mengetahui sekelumit kehidupan guru. Sambungan dari artikel saya sebelumnya Guru Profesi yang Tidak "Menjanjikan" ( Bag. 1). Silakan baca dari awal jikalau punya waktu.
Sekali lagi, kehidupan seorang guru telah berubah dari zaman ke zaman, dahulu begitu dihormati, dipandang sebagai orang yang bijaksana hingga orangyang menjadi kawasan bertanya segala permasalahan. Meskipun kita tahu bahwa seorang guru bukanlah insan super yang dapat tahu segala hal sekaligus.
Setidaknya citra tersebut cukup untuk menawarkan posisi seorang guru dalam masyarakat Indonesia yang memang menjunjung tinggiorang yang layak untuk dihormati. Namun sekarang, guru tidak lebih dari sekadar profesi mengajar di sebuah forum pendidikan.
Terlalu banyak faktor jikalau ditanyakan "kenapa demikian?" Salah satunya ialah penjelasa saya di bab pertama goresan pena ini, yaitu rendahnya penghasilan sebagai seorang guru.
Pada masyarakat hingga berkembang pernyataan "kalau mau kaya jangan jadi guru", karenanya saya mengerti sekali akan pernyataan ini. Karena memang (hampir) tidak mungkin untuk dapat kaya dengan profesi guru. Jika ada yang kebetulan kaya, maka tidak lebih dari 2 kemungkinan. Pertama, guru tersebut punya perjuangan sampingan yang menghasilkan lebih banyak sehingga perjuangan tersebutlah yang menopang finansial sembari "nyambil" sebagai seorang guru. Kedua, memang berasal dari keluarga (orang tua) kaya, sehingga sudah punya aset produktif sembari "nyambil" sebagai seorang guru.
Sebenarnya sudah banyak langkah kebijakan yang diambil pemerintah guna mengatasi hal ini, mulai dari agenda sertifikasi, insentif dan semacamnya. Namun di lapangan, yang menikmatinya hanya segelintir dan bahkan kurang efektif dari segi hasil kebijakan tersebut. Sebagian besar lainnya hanya bersabar dan menunggu "nasib" untuk dapat mencicipi sedikit manisnya profesi tersebut.
Lantas mengapa masih banyak orang yang berprofesi sebagai guru sekarang?
Ada beberapa kemungkinan berdasarkan saya pribadi.
Pertama, memang sudah passion orang tersebut menjadi seorang tenaga pendidik, sehingga ia dapat dengan sabar dengan keadaan yang ada. Jika orang tersebut seorang guru PNS maka lebih gampang lagi.
kedua, terjebak di pekerjaan sebagai seorang guru. Maksudnya ialah saat seseorang sudah mengambil kuliah di fakultas pendidikan, maka otomatis ijazahnya hanya diakui di dunia pendidikan, tidak di lainnya. Akhirnya yang dapat di tekuni profesi guru saja. Walaupun mungkin dalam hati kecil ada rasa ingin pindah profesi lain, namun banyak sekali macam pertimbangan membuatnya bertahan dengan profesi guru.
Akhir dari goresan pena ini penulis ingin menekankan bahwa profesi guru tidaklah seindah julukan "pahlawan tanpa tanda jasa". Namun Sebagian besar guru mempunyai kesabaran luar biasa, khususnya jikalau ia di posisi kepala keluarga sehingga masih dapat dengan nrimo mengabdi pada negeri. Mendidik dan berupaya mencerdaskan generasi penerus walau kadang semakin berat tuntutan zaman.
Semua pihak turut andil dalam pendidikan bangsa ini, namun tidak dapat dipungkiri bahwa gurulah yang menjadi barisan terdepan dalam prosesnya. Untuk itulah hendaknya pemerintah, orang tua, masyarakat, bahkan siswa itu sendiri mulai memikirkan dan bertindak untuk menyelamatkan "guru" ini. Karena bukan tidak mungkin jikalau keadaan terus menyerupai ini, anak muda tidak tertarik menjadi guru atau sebatas sampingan saja. Hal ini tentu saja akan berakibat fatal bagi generasi penerus bangsa ini.
Guru Profesi yang Tidak "Menjanjikan" |
Sekali lagi, kehidupan seorang guru telah berubah dari zaman ke zaman, dahulu begitu dihormati, dipandang sebagai orang yang bijaksana hingga orangyang menjadi kawasan bertanya segala permasalahan. Meskipun kita tahu bahwa seorang guru bukanlah insan super yang dapat tahu segala hal sekaligus.
Setidaknya citra tersebut cukup untuk menawarkan posisi seorang guru dalam masyarakat Indonesia yang memang menjunjung tinggiorang yang layak untuk dihormati. Namun sekarang, guru tidak lebih dari sekadar profesi mengajar di sebuah forum pendidikan.
Terlalu banyak faktor jikalau ditanyakan "kenapa demikian?" Salah satunya ialah penjelasa saya di bab pertama goresan pena ini, yaitu rendahnya penghasilan sebagai seorang guru.
Pada masyarakat hingga berkembang pernyataan "kalau mau kaya jangan jadi guru", karenanya saya mengerti sekali akan pernyataan ini. Karena memang (hampir) tidak mungkin untuk dapat kaya dengan profesi guru. Jika ada yang kebetulan kaya, maka tidak lebih dari 2 kemungkinan. Pertama, guru tersebut punya perjuangan sampingan yang menghasilkan lebih banyak sehingga perjuangan tersebutlah yang menopang finansial sembari "nyambil" sebagai seorang guru. Kedua, memang berasal dari keluarga (orang tua) kaya, sehingga sudah punya aset produktif sembari "nyambil" sebagai seorang guru.
Sebenarnya sudah banyak langkah kebijakan yang diambil pemerintah guna mengatasi hal ini, mulai dari agenda sertifikasi, insentif dan semacamnya. Namun di lapangan, yang menikmatinya hanya segelintir dan bahkan kurang efektif dari segi hasil kebijakan tersebut. Sebagian besar lainnya hanya bersabar dan menunggu "nasib" untuk dapat mencicipi sedikit manisnya profesi tersebut.
Lantas mengapa masih banyak orang yang berprofesi sebagai guru sekarang?
Ada beberapa kemungkinan berdasarkan saya pribadi.
Pertama, memang sudah passion orang tersebut menjadi seorang tenaga pendidik, sehingga ia dapat dengan sabar dengan keadaan yang ada. Jika orang tersebut seorang guru PNS maka lebih gampang lagi.
kedua, terjebak di pekerjaan sebagai seorang guru. Maksudnya ialah saat seseorang sudah mengambil kuliah di fakultas pendidikan, maka otomatis ijazahnya hanya diakui di dunia pendidikan, tidak di lainnya. Akhirnya yang dapat di tekuni profesi guru saja. Walaupun mungkin dalam hati kecil ada rasa ingin pindah profesi lain, namun banyak sekali macam pertimbangan membuatnya bertahan dengan profesi guru.
Akhir dari goresan pena ini penulis ingin menekankan bahwa profesi guru tidaklah seindah julukan "pahlawan tanpa tanda jasa". Namun Sebagian besar guru mempunyai kesabaran luar biasa, khususnya jikalau ia di posisi kepala keluarga sehingga masih dapat dengan nrimo mengabdi pada negeri. Mendidik dan berupaya mencerdaskan generasi penerus walau kadang semakin berat tuntutan zaman.
Semua pihak turut andil dalam pendidikan bangsa ini, namun tidak dapat dipungkiri bahwa gurulah yang menjadi barisan terdepan dalam prosesnya. Untuk itulah hendaknya pemerintah, orang tua, masyarakat, bahkan siswa itu sendiri mulai memikirkan dan bertindak untuk menyelamatkan "guru" ini. Karena bukan tidak mungkin jikalau keadaan terus menyerupai ini, anak muda tidak tertarik menjadi guru atau sebatas sampingan saja. Hal ini tentu saja akan berakibat fatal bagi generasi penerus bangsa ini.
Belum ada Komentar untuk "✔ Guru Profesi Yang Tidak Menjanjikan (Bag. 2)"
Posting Komentar