✔ Gaya Kepemimpinan Tanggung Jawab Dan Wewenangnya

    
Gaya Kepemimpinan Tanggung Jawab dan Wewenangnya ✔ Gaya Kepemimpinan Tanggung Jawab dan Wewenangnya

Gaya Kepemimpinan Tanggung Jawab dan Wewenangnya

Kepemimpinan merupakan salah satu informasi dalam administrasi yang masih cukup menarik untuk diperbincangkan sampai bakir balig cukup akal ini. Media massa, baik elektronik maupun cetak, seringkali menampilkan opini dan pembicaraan yang membahas seputar kepemimpinan. Peran kepemimpinan yang sangat strategis dan penting bagi pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi, merupakan salah satu motif yang mendorong insan untuk selalu menyidik seluk-beluk yang terkait dengan kepemimpinan.
Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan organisasi demikian juga keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin.Begitu pentingnya kiprah pemimpin sehingga informasi mengenai pemimpin menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang sikap keorganisasian. Organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuan serta bisa memenuhi tanggug jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para pimpinan. Bila pimpinan bisa melaksanakan dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan menghipnotis sikap anggotanya atau anak buah. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia sanggup mempunyai imbas dan bisa mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi.
Setiap pimpinan di lingkungan organisasi kerja, selalu memerlukan sejumlah pegawai atau bawahan sebagai pembantunya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi volume dan beban kerja unit masing-masing.Hal ini membawa konsekuensi  bahwa setiap pimpinan berkewajiban menawarkan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan semua potensi pegawai di lingkungannya semoga terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada tujuan.  Pimpinan perlu melaksanakan training yang sungguhsungguh terhadap pegawai di lingkungannya semoga sanggup meningkatkan kepuasan kerja, akad organisasi dan kinerja yang tinggi.
Gaya kepemimpinan yaitu suatu cara yang dipakai oleh seorang pemimpin dalam menghipnotis sikap orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan norma sikap yang dipergunakan oleh seseorang pada ketika orang tersebut mencoba menghipnotis sikap orang lain. Masing-masing gaya tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin akan memakai gaya kepemimpinan sesuai kemampuan dan kepribadiannya. Setiap pimpinan dalam menawarkan perhatian untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan semua potensi pegawai di lingkungannya mempunyai teladan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya . Perbedaan itu disebabkan  oleh gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pula dari setiap pemimpin. Kesesuaian antara gaya kepemimpinan, norma-norma dan kultur organisasi dipandang sebagai suatu prasyarat kunci untuk kesuksesan prestasi tujuan organisasi.

Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya sejarah manusia, yaitu semenjak insan menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk  mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau beberapa orang yang mempunyai kelebihan-kelebihan daripada yang lain, terlepas dalam bentuk apa kelompok insan tersebut dibentuk. Hal ini tidak sanggup dipungkiri lantaran insan selalu mempunyai keterbatasan dan kelebihankelebihan tertentu. Kepemimpinan  sebagai suatu kegiatan untuk menghipnotis sikap orang-orang semoga bekerja gotong royong menuju suatu tujuan tertentu yang mereka inginkan bersama. Dengan kata lain, kepemimpinan yaitu kemampuan menghipnotis kelompok untuk mencapai tujuan kelompok tersebut. 

Secara etimologi pemimpin berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti ajar atau tuntun, dengan begitu di dalamnya terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin  (rakyat) dan yang  memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe”menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang menghipnotis pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Pemimpin yaitu seorang yang mempunyai kemampuan untuk menghipnotis individu dan kelompok untuk sanggup bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hendry Pratt Fairchild dalam Kartini Kartono (2006:38-39) mengemukakan bahwa pemimpin dalam pengertian yang luas yaitu seseorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laris sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir atau  mengontrol usaha/ upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi.

Sedangkan dalam pengertian yang terbatas  pemimpin ialah seseorang yang membimbing, memimpin dengan sumbangan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu  dalam kepemimpinannya  terlebih  dahulu    harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan  dan kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana cara memanfaatkan  kekuatan  bawahan  untuk  mengimbangi  kelemahan yang mereka miliki. Istilah gaya  adalah cara yang dipergunakan pimpinan dalam menghipnotis para pengikutnya (Miftah Thoha, 2007:27). Selanjutnya  Sudriamunawar  (Harbani, 2008:3) mengemukakan bahwa Pemimpin yaitu seseorang yang mempunyai kecakapan tertentu yang sanggup menghipnotis para pengikutnya untuk melaksanakan kolaborasi ke  arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. B.H. Raven (1976) dalam Bernardine R. Wirjana dan Susilo Supardo (2005:4) mendefinisikan pemimpin sebagai “seseorang yang menduduki posisi di kelompok, menghipnotis orang-orang dalam kelompok itu sesuai dengan ekspektasi kiprah dari posisi tersebut dan mengkoordinasi serta mengarahkan kelompok untuk mempertahankan diri serta mencapai tujuannya”.Sedangkan D.O Sears menyampaikan bahwa pemimpin yaitu “seorang yang memulai suatu tindakan, memberi arah, mengambil keputusan, menyelesaikan perselisihan di antara anggota kelompok, memberi dorongan, menjadi panutan dan berada di depan dalam aktivitas-aktivitas kelompok”   

Anagora (1992) dalam Harbani (2008:5) mengemukakan, bahwa kepemimpinan yaitu kemampuan untuk memengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik eksklusif maupun tidak eksklusif dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang semoga dengan penuh pengertian, kesadaran dan bahagia hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu. 

Kepemimpinan diartikan sebagai proses menghipnotis dan mengarahkan banyak sekali kiprah yang berafiliasi dengan acara anggota kelompok. Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan menghipnotis banyak sekali taktik dan tujuan, kemampuan menghipnotis akad dan ketaatan terhadap kiprah untuk mencapai tujuan bersama; dan kemampuan mempengaruhi kelompok semoga mengidentifikasi, memelihara dan mengembangkan budaya organisasi (Stogdill dalam Stoner dan Freeman 1989 : 459-460).  Unsur-unsur kepemimpinan berdasarkan Stogdill adalah:

a) Adanya keterlibatan anggota organisasi sebagai pengikut.
b) Distribusi kekuasaan di antara pemimpin dengan anggota organisasi.
c) Legitimasi diberikan kepada pengikut.
d) Pemimpin menghipnotis pengikut melalui banyak sekali cara.

Kepemimpinan adalah acara untuk menghipnotis sikap orang lain semoga mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang semoga secara serentak melaksanakan kegiatan yang sama dan terarah pada pencapaian tujuannya.   Dari pengertian di atas, maka pemimpin pada hakikatnya merupakan seorang yang mempunyai kemampuan untuk menggerakkan orang lain sekaligus bisa menghipnotis orang tersebut untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.  

Adapun fungsi pemimpin yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi Interpersonal (The Interpersonal Roles)


Fungsi ini dapat  ditingkatkan melalui jabatan formal yang dimiliki oleh seorang     pemimpin dan antara pemimpin dengan orang lain. Fungsi interpersonal terbagi menjadi 3, yaitu :
a. Sebagai Simbol Organisasi (Figurehead). Kegiatan yang dilakukan dalam menjalankan fungsi sebagai  simbol organisasi umumnya bersifat resmi, menyerupai menjamu makan siang pelanggan.
b. Sebagai Pemimpin (Leader). Seorang pemimpin menjalankan fungsinya dengan memakai pengaruhnya untuk memotivasi dan mendorong anggotanya untuk meningkatkan prestasi kerja sehingga tujuan organisasi sanggup tercapai dengan maksimal.
c. Sebagai Penghubung (Liaison). Seorang pemimpin juga berfungsi sebagai penghubung dengan orang diluar lingkungannya, disamping ia juga harus sanggup berfungsi sebagai penghubung antara manajer dalam banyak sekali level dengan bawahannya.


2.         Fungsi Informasional (The Informational Roles)

Seringkali pemimpin harus menghabiskan banyak waktu dalam urusan mendapatkan dan berbagi informasi.  Ada tiga fungsi pemimpin disini.
     a.  Sebagai Pengawas (Monitor). Untuk mendapatkan informasi yang valid, pemimpin harus melaksanakan pengamatan dan investigasi secara kontinyu terhadap lingkungannya, yakni terhadap bawahan, atasan, dan selalu menjalin kekerabatan dengan pihak luar.
b. Sebagai Penyebar (Disseminator). Pemimpin juga harus bisa berbagi informasi kepada pihak-pihak yang memerlukannya.
c. Sebagai Juru Bicara (Spokesperson). Sebagai juru bicara, pemimpin berfungsi untuk menyediakan informasi bagi pihak luar.

3.   Fungsi Pembuat Keputusan (The Decisional Roles)

Ada empat fungsi pemimpin yang berkaitan dengan keputusan.
     a.  Sebagai Pengusaha (Entrepreneurial). Pemimpin harus mampu    
memprakarsai pengembangan proyek dan menyusun sumber daya yang diperlukan. 
Oleh lantaran itu pemimpin harus mempunyai sikap proaktif. 
b. Sebagai Penghalau Gangguan (Disturbance Handler). Pemimpin sebagai penghalau gangguan harus bersikap reaktif terhadap problem dan tekanan situasi.
c.  Sebagai Pembagi Sumber Dana (Resource Allocator). Disini pemimpin
harus sanggup menetapkan kemana saja sumber dana akan didistribusikan ke bagian-bagian dari organisasinya. Sumber dana ini meliputi uang, waktu, perbekalan, tenaga kerja dan reputasi.
d. Sebagai Pelaku Negosiasi (Negotiator). Seorang pemimpin harus  mampu melaksanakan perundingan pada setiap tingkatan, baik dengan bawahan, atasan maupun pihak luar.

  Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan menghipnotis sikap anggotanya atau anak buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia sanggup mempunyai imbas dan bisa mengarahkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan organisasi


Berikut ini pendapat yang dikemukakan para andal perihal pengertian gaya kepemimpinan:
Menurut James A.F Stoner(2003 :165)
         Gaya kepemimpinan merupakan banyak sekali teladan tingkah laris yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan menghipnotis pekerja.”
Menurut Greenberg yang dikutip oleh Marwansyah dan Mukaram (1999 :167)
         Gaya kepemimpinan yaitu proses yang dipakai oleh seseorang untuk menghipnotis anggota kelompok kearah pencapaian tujuan-tujuan kelompok organisasi.”
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka sanggup disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan suatu cara, proses, atau tingkah laris yang ditunjukkan oleh seseorang yang dalam hal ini yaitu pemimpin, untuk menghipnotis dan mengarahkan bawahan yang ada dalam suatu organisasi untuk melaksanakan segala acara yang ada dalam perusahaan, semoga tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapattercapai.


Tanggung Jawab dan Wewenang Pemimpin

         Seorang pemimpin dalam menjalankan proses mengarahkan dan menghipnotis bawahannya, sanggup mengambil gaya kepemimpinan tertentu dan mempunyai tanggung jawab serta wewenang yang harus dijalankan oleh pemimpin tersebut. Tanggung jawab dan wewenang yang dipikul oleh pemimpin tersebut bermaksud semoga tujuan perusahaan tercapai dan impian para karyawan terpenuhi.

            Menurut Mijlus yang dikutip oleh Heidjrachmandan Husnan(1997 : 218) menyebutkan bahwa tanggung jawab para pemimpin adalah:
  1. Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis.
  2. Melengkapi para karyawan perihal apa yang diharapkan dari mereka.
  3. Mengkomunikasikan kepada para karyawan perihal apa yang diharapkan dari mereka.
  4. Memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi.
  5. Mendelegasikan wewenang apabila diharapkan dan mengundang partisipasi apabila memungkinkan.
  6. Menghilangkan kendala untuk pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya.
  7. Menunjukkan perhatian kepada para karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melihat bahwa tanggung jawab pimpinan pada pada dasarnya memperlihatkan perlu adanya pengarahan kepada karyawan atau bawahannya serta membantu mereka semoga sanggup melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Wewenang pemimpin yaitu wewenang yang harus dimiliki seorang pemimpin untuk memimpin bawahannya dalam perjuangan mencapai tujuan tertentu.Wewenang pemimpin merupakan hak untuk bertindak atau menghipnotis tingkah laris orang yang dipimpinnya. Dalam buku administrasi personalia karangan Heidjrachman dan Husnan(1997 : 219) terdapat dua sumber wewenang yaitu top downauthority dan bottom up authority.


Yang dimaksud dengan top down authority adalah wewenang yang berasal dari kekuasaan puncak turun ke wewenang yang lebih rendah. Sedangkan yang dimaksud dengan bottom up authorityadalah pimpinan diberi wewenang untuk memimpin, maka para bawahan akan menghargai wewenang itu dan akan menghargai orang tersebut

Belum ada Komentar untuk "✔ Gaya Kepemimpinan Tanggung Jawab Dan Wewenangnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel