✔ Evaluasi Dan Pembelajaran High Order Thinking Skills (Hots )

Penilaian HOTS tidak sanggup dipisahkan dengan pembelajaran HOTS. Tugas guru bukan hanya melaksanakan penilaian HOTS, melainkan juga harus bisa melaksanakan pembelajaran yang sanggup melatih siswa untuk mempunyai keterampilan berpikir tingkat tinggi. 

Penilaian HOTS tidak sanggup dipisahkan dengan pembelajaran HOTS ✔ Penilaian dan Pembelajaran High Order Thinking Skills (HOTS )
Penilaian dan Pembelajaran HOTS High Order Thinking Skills



Tujuan utamanya ialah untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih efektif. Prinsip umum untuk menilai berpikir tingkat tinggi ialah sebagai berikut:
  1. Menentukan secara tepat dan terperinci apa yang akan dinilai.
  2. Merencanakan kiprah yang menuntut siswa untuk memperlihatkan pengetahuan atau keterampilan yang mereka miliki.
  3. Menentukan langkah apa yang akan diambil sebagai bukti peningkatan pengetahuan dan kecakapan siswa yang telah ditunjukan dalam proses.
Penilaian berpikir tingkat tinggi mencakup 3 prinsip:
  1. Menyajikan stimulus bagi siswa untuk dipikirkan, biasanya dalam bentuk pengantar teks, visual, skenario, wacana, atau problem (kasus).
  2. Menggunakan permasalahan gres bagi siswa, belum dibahas di kelas, dan bukan pertanyaan hanya untuk proses mengingat.
  3. Membedakan antara tingkat kesulitan soal (mudah, sedang, atau sulit) dan level kognitif (berpikir tingkat rendah dan berpikir tingkat tinggi).
Soal-soal HOTS merupakan instrumen yang dipakai untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu keterampilan berpikir yang tidak sekadar mengingat (remembering), memahami (understanding), atau menerapkan (applying). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur ketrampilan: 
  1. transfer satu konsep kekonsep lainnya,
  2. memproses dan mengintegrasikan informasi,
  3. mencari kaitan dari aneka macam informasi yang berbeda-beda,
  4. menggunakan informasi untuk menuntaskan problem (problem solving), dan
  5. menelaah ide dan informasi secara kritis.
Dengan demikian soal-soal HOTS menguji ketrampilan berpikir menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas kemampuan: mengingat (remembering-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (applying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mencipta (creating-C6). Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mencipta (creating-C6).


Kata kerja operasional (KKO) yang ada pada pengelompokkan Taksonomi Bloom menggambarkan proses berpikir, bukanlah kata kerja pada soal. Ketiga kemampuan berpikir tinggi ini (analyzing, evaluating, dan creating) menjadi penting dalam menuntaskan masalah, transfer pembelajaran (transfer of learning) dan kreativitas.



Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO. Sebagai pola kata kerja 'menentukan' pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja 'menentukan' bisa jadi ada pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila soal tersebut untuk menentukan keputusan didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus kemudian siswa diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja 'menentukan' bisa digolongkan C6 (mencipta) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun taktik pemecahan problem baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diharapkan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.



Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), menentukan taktik pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.



Dalam struktur soal-soal HOTS umumnya memakai stimulus. Stimulus merupakan dasar berpijak untuk memahami informasi. Dalam konteks HOTS, stimulus yang disajikan harus bersifat kontekstual dan menarik. Stimulus sanggup bersumber dari isu-isu global menyerupai problem teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan lain-lain. Stimulus juga sanggup bersumber dari permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar sekolah menyerupai budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau aneka macam keunggulan yang terdapat di kawasan tertentu. Stimulus yang baik memuat beberapa informasi/gagasan, yang dibutuhkan untuk menyebarkan kemampuan mencari hubungan antar informasi, transfer informasi, dan terkait pribadi dengan pokok pertanyaan.



Karakteristik Soal-soal HOTS

Soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk dipakai pada aneka macam bentuk penilaian hasil belajar. Untuk menginspirasi guru menyusun soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan, berikut ini dipaparkan karakteristik soal-soal HOTS.

1. Mengukur Keterampilan berpikir Tingkat Tinggi

The Australian Council for Educational Research (ACER) menyatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan proses: menganalisis, merefleksi, memperlihatkan argumen (alasan), menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, dan mencipta. Keterampilan berpikir tingkat tinggi mencakup kemampuan untuk memecahkan problem (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making). Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap siswa.



Kreativitas menuntaskan permasalahan dalam HOTS, terdiri atas:

  1. kemampuan menuntaskan permasalahan yang tidak familiar;
  2. kemampuan mengevaluasi taktik yang dipakai untuk menuntaskan problem dari aneka macam sudut pandang yang berbeda;
  3. menemukan model-model penyelesaian gres yang berbeda dengan cara-cara sebelumnya.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi sanggup dilatih dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh alasannya ialah itu semoga siswa mempunyai keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka proses pembelajarannya juga memperlihatkan ruang kepada siswa untuk menemukan pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas dalam pembelajaran harus sanggup mendorong siswa untuk membangun kreativitas dan berpikir kritis.

2. Berbasis Permasalahan Kontekstual dan Menarik (Contextual and Trending Topic)

Soal-soal HOTS merupakan instrumen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, di mana siswa diharapkan sanggup menerapkan konsepkonsep pembelajaran di kelas untuk menuntaskan masalah. Permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh masyarakat dunia dikala ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, kehidupan bersosial, penetrasi budaya, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam aneka macam aspek kehidupan. Kontekstualisasi problem pada penilaian membangkitkan perilaku kritis dan peduli terhadap lingkungan.

Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT.

  • Relating, terkait pribadi dengan konteks pengalaman kehidupan nyata.
  • Experiencing, ditekankan kepada penggalian (exploration), inovasi (discovery), dan penciptaan (creation).
  • Applying, kemampuan siswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menuntaskan masalah-masalah nyata.
  • Communicating, kemampuan siswa untuk bisa mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
  • Transfering, kemampuan siswa untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.

3. Tidak Rutin dan Mengusung Kebaruan

Salah satu tujuan penyusunan soal-soal HOTS ialah untuk membangun kreativitas siswa dalam menuntaskan aneka macam permasalahan kontekstual. Sikap kreatif akrab dengan konsep inovatif yang menghadirkan keterbaharuan. Soal-soal HOTS tidak sanggup diujikan berulang-ulang pada akseptor tes yang sama. Apabila suatu soal yang awalnya merupakan soal HOTS diujikan berulang-ulang pada akseptor tes yang sama, maka proses berpikir siswa menjadi menghafal danmengingat. Siswa hanya perlu mengingat cara-cara yang telah pernah dilakukan sebelumnya. Tidak lagi terjadi proses berpikir tingkat tinggi. Soal-soal tersebut tidak lagi sanggup mendorong akseptor tes untuk kreatif menemukan solusi baru.

Bahkan soal tersebut tidak lagi bisa menggali ide-ide asli yang dimiliki akseptor tes untuk menuntaskan masalah. Soal-soal yang tidak rutin sanggup dikembangkan dari KD-KD tertentu, dengan memvariasikan stimulus yang bersumber dari aneka macam topik. Pokok pertanyaannya tetap mengacu pada kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan tuntutan pada KD. 



Bentuk-bentuk soal sanggup divariasikan sesuai dengan tujuan tes, contohnya untuk penilaian harian dianjurkan untuk memakai soal-soal bentuk uraian alasannya ialah jumlah KD yang diujikan hanya 1 atau 2 KD saja. Sedangkan untuk soal-soal penilaian tamat semester atau ujian sekolah sanggup memakai bentuk soal pilihan ganda (PG) dan uraian. Untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) akan lebih baik jikanmenggunakan soal bentuk uraian. 



Pada soal bentuk uraian gampang dilihat tahapan-tahapan berpikir yang dilakukan siswa, kemampuan mentransfer konsep ke situasi baru, kreativitas membangun argumen dan penalaran, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi. Mencermati salah satu tujuan penyusunan soal HOTS ialah untuk menyebarkan kreativitas siswa, maka para guru juga harus kreatif menyusun soal-soal HOTS. Guru harus mempunyai persediaan soal-soal HOTS yang cukup dan variatif untuk KD-KD tertentu yang sanggup dibuatkan soal-soal HOTS, semoga karakteristik soal-soal HOTS tidak berubah dan tetap terjaga mutunya.



Silahkan Baca Selengkapnya Tentang Modul seputar Penilaian dan Pembelajaran  High Order Thinking Skills (HOTS), Pada link yang sudah kami siapkan dibawah ini :






(Unduh Disini) Buku Pembelajaran HOTS.pdf

(Unduh Disini) Buku Penilaian HOTS.pdf

(Unduh Disini) Contoh Soal HOTS oleh Idris Apandi.pdf

(Unduh Disini) Pembelajaran dan Penilaian HOTS.ppt

(Unduh Disini) Pengembangan Pembelajaran Berpikir tingkat Tinggi (HOTS).ppt

(Unduh Disini) Penulisan Soal Berbasis HOTS.ppt

(Unduh Disini) Pengembangan Soal HOTS.pdf

Demikian Kami sampaikan Modul seputar Penilaian dan Pembelajaran  High Order Thinking Skills (HOTS). semoga bermanfaat. silahkan Share

Belum ada Komentar untuk "✔ Evaluasi Dan Pembelajaran High Order Thinking Skills (Hots )"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel