✔ Training Santri Cerdik Aiklomak Lotim
PEMBINAAN SANTRI CENDEKIA AIKLOMAK LOTIM
Pengasuh Cendekia Aiklomak
Salah satu eleman penting dalam pengelolaan pondok pesantren yakni kiya. Kiyai sama dengan /tuan guru/ustadz/guru/pengasuh. Pengasuh seseorang yang menemani santri selama 24 jam di pondok. Untuk itu, pengasuh mempunyai banyak sekali peran/fungsi. Yang bersangkutan harus bisa berperan ganda. Peran-peran yang harus diemban oleh seorang pengasuh antara lain sebagai ayah/ibu, guru, kakak, dan sebagai sahabat sebaya. Seorang pengasuh harus bisa memainkan peran-peran tersebut dan tau kapan peran-peran itu harus dimainkan.
Baca Juga : Misi Visi Tujuan Pontren Cendekia
Sebagai seorang ayah/ibu maka pengasuh akan menunjukkan kasih sayang kepada para santri, ibarat seorang ayah/ibu tidak mengenal waktu dan tempat, dan lain-lain. Sebagai seorang guru maka pengasuh akan mengajarkan ilmu pengetahuan/akhlaq dan moral kepada para santri. Seorang guru harus menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada sang murid supaya bisa berhasil dengan hasil yang memuaskan, dan seterusnya. Sebagai seorang abang maka pengasuh akan membimbing, menuntun, mengarahkan dengan penuh kesabaran, dan seterusnya. Sebagai seorang sahabat sebaya maka pengasuh akan menjadi sahabat bermain, sahabat curhat, dan seterusnya. Untuk itu, pengasuh harus mempunyai banyak sekali keterampilan. Tetapi dalam keterbatasan setiap individu maka masing-masing pengasuh harus saling melengkapi dan membina kerjasama dan menjaga kekompakan tim untuk mewujudkan visi dan misi pesantren. Para pengasuh Pontren Cendekia berjumlah 28 orang dan 90 % alumni perguruan tinggi tinggi kecuali tukang masak dan penjaga malam. Para alumni perguruan tinggi tinggi ini rata-rata juara di kelas atau diangkatannya. Masuk 10 besar dikala wisuda atau 17 dan 25 besar dikala Adzikor Hauliyah Ma’had. Pengasuh inilah yang menemani para santri selama 24 jam. Untuk memaksimalkan peran-peran kepengasuhan maka Mudir Menunjuk Koordinator Pengasuh. Koordinator Pengasuh akan mengatur aktivitas pengasuh dan santri untuk mewujudkan visi dan misi pondok pesantren dalam training santri.
Baca Juga : Misi Visi Tujuan Pontren Cendekia
Sebagai seorang ayah/ibu maka pengasuh akan menunjukkan kasih sayang kepada para santri, ibarat seorang ayah/ibu tidak mengenal waktu dan tempat, dan lain-lain. Sebagai seorang guru maka pengasuh akan mengajarkan ilmu pengetahuan/akhlaq dan moral kepada para santri. Seorang guru harus menanamkan nilai-nilai kedisiplinan kepada sang murid supaya bisa berhasil dengan hasil yang memuaskan, dan seterusnya. Sebagai seorang abang maka pengasuh akan membimbing, menuntun, mengarahkan dengan penuh kesabaran, dan seterusnya. Sebagai seorang sahabat sebaya maka pengasuh akan menjadi sahabat bermain, sahabat curhat, dan seterusnya. Untuk itu, pengasuh harus mempunyai banyak sekali keterampilan. Tetapi dalam keterbatasan setiap individu maka masing-masing pengasuh harus saling melengkapi dan membina kerjasama dan menjaga kekompakan tim untuk mewujudkan visi dan misi pesantren. Para pengasuh Pontren Cendekia berjumlah 28 orang dan 90 % alumni perguruan tinggi tinggi kecuali tukang masak dan penjaga malam. Para alumni perguruan tinggi tinggi ini rata-rata juara di kelas atau diangkatannya. Masuk 10 besar dikala wisuda atau 17 dan 25 besar dikala Adzikor Hauliyah Ma’had. Pengasuh inilah yang menemani para santri selama 24 jam. Untuk memaksimalkan peran-peran kepengasuhan maka Mudir Menunjuk Koordinator Pengasuh. Koordinator Pengasuh akan mengatur aktivitas pengasuh dan santri untuk mewujudkan visi dan misi pondok pesantren dalam training santri.
Jadwal Kegiatan
Begitu santri gres telah diserahkan secara formal oleh orang tua/wali maka semenjak dikala ini seluruh tanggung jawab telah berpindah kepada administrasi pondok pesantren. Adapun jadwal aktivitas santri secara reguler sebagai berikut :
W a k t u | K e g i a t a n |
07.00 – 07.30 07.30 – 07.45 07.45 – 13.00 13.00 – 13.30 13.30 – 14.00 14.00 – 15.30 15.30 – 16.00 16.00 – 17.30 17.30 – 18.30 18.30 – 19.00 19.00 – 20.00 20.00 – 20.30 20.30 – 21.00 21.00 – 22.00 22.00 – 23.00 23.00 – 03.30 03.30 – 06.00 06.00 – 06.30 06.30 – 07.00 | Berdo’a/pidato di lapangan Sholat dhuha di kelas Belajar kurikulum Kemenag/Kemendikbud Sholat zohor berjmaah Makan siang di asrama Istirahat di asrama Sholat ashar berjamaah Belajar bahasa Arab/Inggris/ Wajib Membaca Olah raga/persiapan sholat magrib Sholat magrib berjamaah Mengaji Al-Qur’an/kitab kuning/hiziban/barzanji/pengajin umum Sholat isya berjamaah Makan malam di asrama Belajar bahasa Arab/Inggris/kitab/setor hapalan (jurusan) Belajar terbimbing di asrama Istirahat/belajar berdikari di asrama Sholat malam / menghapal / menyerahkan hapalan/sholat shubuh berjamaah Olah raga/persiapan ke sekolah/madrasah sarapan pagi |
Jadwal aktivitas ini terus berjalan sepanjang ahad kecuali pada hari Jum’at. Setiap hari Jum’at tidak ada aktivitas pembelajaran sehabis sholat shubuh. Para santri mencuci pakaian dan melaksanakan aktivitas lain dalam kompleks pondok pesantren. Pada hari Kamis ahad pertama dan ketiga, para santri tidak ada aktivitas pembelajaran dari jam 14.00 – 17.00 wita sebab dikala ini merupakan jadwal kunjungan orang tua/wali santri. Orang tua/wali santri dilarang berkunjung di luar hari/minggu tersebut. Bila ada yang tiba di luar jadwal kunjungan maka santri tidak diperkenankan untuk menemui orang tua/wali. Bila ada yang nekat untuk bertemu dengan anak/orang tuanya maka sang santri akan diberikan hukuman. Jadwal aktivitas ini harus ditaati oleh seluruh santri. Bagi yang melanggar akan diberikan hukuman. Kegiatan-kegiatan ini sebagai upaya untuk membentuk abjad santri yang taat pada peraturan/norma aturan yang berimplikasi pada penegakan disiplin. Sistem pembelajaran sebagai wujud dari kurikulum di pondok pesantren.
Baca Juga : BIAYA-BIAYA DI PONDOK PESANTREN CENDEKIA
Pola Pembinaan Disiplin
Di pondok pesantren, santri yang melanggar disiplin/tata tertib maka eksekusi dengan “rotan/slang” yakni hal yang biasa. Tetapi eksekusi dengan menyakiti fisik merupakan pilihan eksekusi terakhir. Di Cendekia, santri yang melanggar disiplin akan diberikan eksekusi peringatan secara lisan, menghapal surah Al-Qur’an atau hadits Nabi, membersihkan WC, membersihkan halaman, membersihkan piring bekas temannya makan, mencuci pakaian pengasuh/teman, digundul, diceburkan di kolam, dan dipukul dengan rotan/slang. Hukuman-hukuman ini diberikan dalam rangka menegakkan aturan pondok pesantren untuk mencetak santri yang berkarakter. Aturan tidak akan bisa tegak bila tidak ada hukuman. Pendidikan intinya memaksa. Dari keterpaksaan melahirkan kebiasaan. Dari penyesuaian akan menjadi kebutuhan. Kebiasaan dan kebutuhannya inilah yang akan menjadi tujuan dalam sistem pendidikan pondok pesantren.
Baca Juga : JURUSAN DAN EKSTRAKURIKULER PONDOK
Pola Pemberian Hukum
Pemberian eksekusi fisik atau jenis eksekusi lainnya bagi sekolah-sekolah negeri atau sekolah umum atau agama yang bernaung di luar pondok pesantren merupakan hal yang sangat dihindari. Hukum fisik ini bisa berujung pada pelanggaran hak azasi insan guru/kepala sekolah bisa jadi dilaporkan kepada pihak berwajib atau bapak/ibu guru yang menunjukkan eksekusi akan dicari dan dijotos oleh orang tua/keluarga siswa. Hal ini berimplikasi pada banyak pelanggaran-pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh para siswa. Tetapi hal ini tidak berlaku di pondok pesantren.
Baca Juga : Lembaga-Lembaga di Pontren Cendekia
Pemberian eksekusi bagi santri yang melanggar disiplin merupakan satu keharusan di pondok pesantren. Apa eksekusi yang diberikan oleh pondok pesantren atau kyai/tuan guru/pengasuh maka orang bau tanah dilarang ikut campur. Ketidak bolehan orang bau tanah ikut campur dalam hal pinjaman eksekusi kepada anaknya sebagai implikasi dari referensi penerimaan santri yang telah dikemukan di atas.
Baca Juga : Kegiatan Sekolah Dan Pondok Cendekia Aiklomak
Pondok pesantren sebagai forum pendidikan yang berbasiskan moral, akhlak, dan etika, dalam menunjukkan eksekusi kepada para santri dengan melewati beberapa tahapan. Di Pondok Pesantren Cendekia DLM NW bahwa eksekusi itu diberikan kepada para santri secara sedikit demi sedikit sesuai dengan tingkat pelanggaran disiplin yang dilakukan. Jenis eksekusi itu dimulai dari yang paling ringan, yakni teguran secara verbal hingga dengan pemecatan dan menyerahkan santri kembali kepada keluarga. Untuk proses pemecatan santri maka terlebih dahulu wali santri dipanggil untuk mendapatkan informasi perihal pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh sang santri. Untuk tahap pertama santri diminta untuk menciptakan perjanjian untuk tidak mengulangi. Bila diulangi maka orang tua/wali dipanggil dan dihadapan orang tua/walinya diminta untuk berikrar atau menciptakan surat perjanjian untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran yang telah dilakukan diketahui oleh orang tua. Bila terjadi pelanggaran yang sama maka selanjutnya orang bau tanah dipanggil untuk mejemput putra/putrinya dikarenakan telah dikeluarkan dari pondok pesantren.
Baca Juga : Fasilitas dan Prestasi Pondok Pesantren Cendekia
Pemberian beberapa jenis eksekusi dilakukan oleh pengasuh dan pimpinan pondok pesantren atau mudir. Untuk eksekusi tingkat ringan hingga dengan sedang diberikan oleh pengasuh dan koordinator pengasuh. Sedangkan eksekusi tingkat berat hanya boleh dilakukan oleh pimpinan pondok pesantren atas rekomendasi koordinator pengasuh. Dalam pinjaman eksekusi tingkat berat harus disertai oleh saksi dan santri diberikan kesempatan untuk membela diri.
Belum ada Komentar untuk "✔ Training Santri Cerdik Aiklomak Lotim"
Posting Komentar