✔ Inilah Formasi Ulama Kritik 'The Santri', Ustaz Somad Hingga Buya Yahya
Di Kutip dari, haibunda.com-Trailer film The Santri menuai kontroversi bagi sejumlah pihak. Beberapa di antaranya ulama besar. Film yang produksinya diinisiasi oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan disutradarai Livi Zheng ini menerima kritik alasannya yaitu tak sesuai dengan tabiat santri sesungguhnya.
Dalam ceramah, Ustaz Abdul Somad turut mengomentari trailer film tersebut. Baginya ada cuplikan yang tak sesuai pedoman Agama Islam. Seperti masuk ke rumah ibadah orang lain, duduk perkara pria dan wanita berdua, saling pandang.
"Saya tidak tengok filmnya hingga habis, gres lihat trailer-nya. Tapi di dalamnya itu yang sanggup aku komentari pertama masuk ke rumah ibadah, alasannya yaitu nabi tak mau masuk rumah ibadah kalau di rumah itu ada patung berhala. Dalam Islam, mahzab syafii mengharamkan masuk ke dalam rumah ibadah yang di dalamnya ada berhala," kata Ustaz Abdul Somad dalam video ceramahnya yang beredar di YouTube.
Soal adegan santriwati yang menunjukkan tumpeng dan masuk gereja, Ustaz Abdul Somad menegaskan sebetulnya Islam tak perlu diajari bagaimana berinteraksi sosial dengan saudara non muslim. Namun, urusan ibadah, ritual tak ada tawar menawar (soal toleransi).
Baginya, banyak orang zaman kini tak sanggup membedakan toleransi. Hanya alasannya yaitu toleransi, kata Ustaz Abdul Somad, kita sanggup mengorbankan keyakinan akidah. "Orang pesantren pun saat nonton itu, ini bukan anak pesantren. Anak pesantren tak begitu," jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan KH. Luthfi Bashori, di pesantren sesungguhnya tak ada istilah campur aduk laki perempuan. Apalagi duduk dalam satu majelis, jalan bersama-sama, ibarat di film. Ia kritik The Santri alasannya yaitu tak ada pedoman santri yang perbolehkan pria dan wanita jalan bersama.
"Yang benar itu terpisah antara laki dan perempuan. Kalau pun ada jemaah wanita maka di daerah yang lain ada pembatas," kata KH. Luthfi Bashori
KH. Luthfi Bashori juga komentari adegan rumah ibadah lain. Sepengetahuannya, ia tak melihat sekeliling pesantren ada rumah ibadah lain. Tak ada gereja, pura, vihara di sekitar pesantren sesungguhnya.
Di kesempatan yang berbeda, Habib Taufiq Assegaf memberi ceramah pada jemaatnya, kalau ingin tahu ihwal santri sebenarnya, lebih baik baca kitab Hidayatul Hidayah. Di film The Santri, citra santri yang sebetulnya tak ibarat itu. Santri yang sesungguhnya yaitu orang yang mencari manfaat.
"Namanya judul, enggak usah diikuti, seharusnya Anda enggak boleh mengecoh nama santri. Kalau mau tahu santri baca kitab Hidayatyul Hidayah, bagaimana cara menjadi ustaz, santri, bukan ada di film itu. Bukan itu citra santri, santriwati, kalau mau tahu ihwal santri baca kitab Hidayatul Hidayah. Di situ diterangkan oleh Imam gazali bagaimana Anda menjadi santri sesungguhnya" ujarnya.
Di sisi lain, Buya Yahya yang belum nonton trailer film The Santri, menunjukkan tanggapan. Katanya, kalau pun ada yang menciptakan film ihwal pesantren, maka si pembuat film harus kenal dengan pesantren. Bukan penulis skenario, sutradara yang hanya membidik pasar.
"Karena ini lagi ramai-ramainya gerakan hijrah, Yuk, bikin film ihwal hijrah, padahal beliau enggak kenal hijrah, enggak sanggup begitu. Dia akan bohong nanti bahkan naudzubillah akan dimasukkan misi-misi yang tidak baik. Artinya menciptakan film boleh asal memerhatikan rambu-rambu, acuan akan dijadikan sandaran menciptakan film, proses benar," ungkapnya dalam video ceramah yang diunggah di YouTube.
Kata Buya Yahya, kalau ada urusan dengan pesantren harus benar-benar menampakan abjad santri. Kalau film tidak menampilkan maka yang 'rusak' banyak. "Di mata umat ini semua membaca seolah pesantren ibarat itu berarti fitnah, yang katanya film membangun akan merusak, alasannya yaitu beliau telah menampilkan wajah pesantren dengan cara yang salah dan hanya ingin merusak pesantren," tegasnya.
Sumber Berita : haibunda.com
Simak juga sekilas ihwal film The Santri melalui video berikut:
Belum ada Komentar untuk "✔ Inilah Formasi Ulama Kritik 'The Santri', Ustaz Somad Hingga Buya Yahya"
Posting Komentar